MTs. RJ. RIUNG MENANGIS

Memberhentikan dan melantik Kepala Sekolah baru sebenarnya itu hal yang lumrah dan wajar-wajar saja apabila tidak sesuai dengan kriteria dan tuntutan pendidikan di era modern ini disisi lain merupakan tuntutan dan aturan dalam dunia pendidikan. Tapi paling tidak ucapan rasa terima kasih atas jasa dan perjuangan yang telah membawa dan membangun pendidikan serta telah menghasilkan generasi-generasi yang kompoten dalam segala bidang, itu yang harus diutamakan.
Persoalan yang terjadi pada sekolah MTs. RJ. Riung atas pelantikan Kepala Sekolah Baru yang tanpa ada acara serah terima jabatan merupakan pertanyaan besar yang selalu didengungkan oleh Guru-Guru dan masyarakat serta orang tua wali murid. Pelantikan Kepala Sekolah MTs. RJ. Riung (Sabtu, 1 Desember 2012) memiliki beberapa kejanggalan, yang pertama; Pelantikan tidak dilaksanakan di Gedung MTs. Riung tetapi dilaksanakan di MIS Al-fatah yang bersampingan dengan MTs. Riung. Kedua; Guru-Guru selaku tenaga pengajar di MTs. RJ. Riung tidak dilibatkan dalam pelantikan. Ketiga; tidak adanya serah terima jabatan antara kepala sekolah lama dengan kepala sekolah baru. Keempat; tidak adanya serah terima antara yayasan yang lama (dipimpin; Bpk. Muchlis Manepo) dengan yayasan yang baru (dipimpin Bpk. Aminullah I.P. Sila). Kelima; Orang Tua Siswa dan siswi tidak dilibatkan dalam pelantikan. Keenam; tidak menghiraukan Surat Pembatalan yang diberikan oleh yayasan induk nagekeo. Ketujuh; kenapa pergantian Kepala Sekolah harus dilakukan di tengah semester ?
Pelantikan Kepala Sekolah Baru MTs. RJ. Riung yang dipimpin langsung oleh Ketua Yayasan Baru (Bpk. Aminullah I.P. Sila) menuai protes oleh siswa-siswi dan guru-guru MTs. RJ. Riung. Siswa-siswi MTs. RJ. Riung yang dipimpin langsung oleh Ketua OSIS (Anwar Bin Jamaludin) dan guru-guru yang dipimpin Oleh Wahyudin melakukan aksi protesnya dengan membawa atribut yang bertuliskan “Jangan Hancurkan Masa Depan Kami, Jangan Kau Tiup Pelita Kami, kami tidak ingin menggantikan Kepala Sekolah dengan guru-guru, dll”. 

Keadaanpun berubah, ketika proses pelaksanaan pelantikan usai dan satu persatu peserta rapat pelantikan serta kepala sekolah baru keluar. Semua siswa menangis dan berteriak, tidak ingin Kepala sekolahnya diganti dengan kepala sekolah baru. Melihat siswa menangis, tak bisa menahan rasa harunya terhadap keadaan yang ada dan tak bisa dibendungi guru-guru pun ikut menangis. Suasan pun hening seketika. Sementara disisi luar jalan banyak masyarakat menyaksikan kejadian ini dan membincangkan tentang pergantian kepala sekolah ini. Ada sebagian masyarakat yang mengatakan “ wah…. Ini semua karena gara-gara persaingan politik”.

Komentar